Cari Blog Ini

Minggu, 20 November 2022

Permainan yang Melalaikan

 

Permainan yang Melalaikan

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

 

Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, kita meminta tolong kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita meminta perlindungan kepada Allah dari kejelekan diri kita dan kejelekan amal kita. Siapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang sesat, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.

Shalawat dan salam tetap tercurah pada Nabi kita Muhammad SAW atas segala perjuangan, pengrobanan menegakkan diinul islam, maka menjadi suatu keutamaan bagi kita untuk senantiasa mengucap shalawat kepadanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sebagai pembuka majlis sore ini, kita sareng-sareng mengingatkan kembali tujuan kita ketika Allah masih memberi kesempatan hidup kepada kita, dinten demi dinten, sasi demi sasi, Allah paringi umur panjang, walaupun sejatinya bertambahnya umur, atau umur panjang yang kita sering sebut niku, juga berarti umur kita semakin berkurang. Sebagaimana nasihat imam hasan al-bashri rahimahullah,

“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilangm maka akan hilang pula sebagian dirimu.”

Maka kita ketahui para jamaah, bahwa batas umur tiap-tiap manusia sampun ditentukan oleh Allah SWT.

يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَيُؤَخِّرۡكُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّىۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُۚ لَوۡ كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ 

“Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui".

Maka tujuan kita ing dunyo menika, berusaha untuk menjadi, berusaha untuk masuk dalam golongan Ashabul yamin, golongan orang-orang yang berusaha menjadi baik, mboten merasa baik, ananging berusaha menjadi baik. Bagaimana cara supaya kebaikan kita lebih banayk dari pada kejelakan kita. Dan yang menjadi guide atau pemandu bagaiman orang tsb. baik atau buruk adalah diukur dengan iman. Sehingga semakin tinggi imannya semakin tinggi pula taqwanya. Rasulullah jelaskan pula bahwa keimanan manusia kadang naik dan turun. Maka ini selaras dengan konsep tadi.

Iman bertambah dengan taat kepada Allah dan berkurang karena maksiat.

- Semakin tinggi iman, semakin banyak baiknya, kurang kejelekannya.

- semakin kurang iman, semakin sedikit baiknya, banyak kejelekannya.

Dan lebih parahnya iman akan lebih jatuh pada saat maksiat, jika dilakukan secara berjama’ah. Kenapa menjadi drop? Karena nanti ada pembenaran. “oh teman aku ini ustadz sama kayak aku” “oh masih mending ustadz, tetangga saya itu, bu siti, itu lebih parah daripada saya” bu siti ga terima, “heh saya ini masih sesekali, itu bu ayu malah tiap hari parahnya” bu Ayu ga terima, “oh itu fir’aun lebih parah bu dibanding saya”. Sudah selesai, mboten wonten ujungnya, bukan merasa salah, berubah jadi bener malah cari-cari pembenaran, karena ada temanya, ada jama’ahnya.

Maka termasuk kesyukuran atas nikmat Allah, berupa kulo disini, ibu-ibu sedoyo, saged berkumpul, punya majlis yang baik, sehingga mudah buat baik karena dilakukan secara berjama’ah.

Maka kami senang juga bu, ketika masih mendapati bapak-bapak atau ibu-ibu yang masih sepuh, menyempatkan disela-sela kesibukan kerja, atau urusan rumah tangga, tapi masih semangat menuntut ilmu. Karena nopo bu? Tidak lain karena dengan ilmu ini, nanti mugi” banyak kebaikan-kebaikan yang Allah datangkan.

Para jama’ah, majlis ta’lim yang kami muliakan

Kalau boleh sedikit kita singgung, terutama bagi ibu-ibu yang masih punya anak kecil, ataupun tidak nggih kaleh ponakan atau cucu. Kami berkecimpung di dunia pendidikan, sering dapati harapan-harapan orang tua kepada anaknya, pengen jadi seperti ini dan begini, tapi terkadang tidak sesuai harapan. Sering banyak keluhan, anak-anak jaman sekarang ini bandel beda dengan zaman dulu. Sering kalimat ini kita dengar bu. Kira-kira niki benar nopo mboten bu? Ada benarya ada salahnya.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Bagaimana cara kita mensikapi dunia yang disebutkan Allah tidak lebih baik dari sayap seekor nyamuk. Tentu jawabnnya adalah sikap sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Orang menjadikan malas sebagai karakter tapi dibalut dengan kemasan spiritual. Alias kemalasan berbalut spiritual. Malas tidak mau berbuat apa-apa, tidak bangun subuh, tdk kemasjid, enggan kajian, malas berdagang, tdk mau buka usaha, disuruh kerja berat sedikit mengeluh, capek, takut kulit rusak, upgrade ilmu tdk mau. Dengan berdalih “rejeki sudah ada yang ngatur” kita hanya berserah diri kepada Allah.

 

Mendifinisikan dunia

ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٌ وَلَهۡوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٌ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ 

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,”

-       Ketauhilah. Berarti banyak yang tidak tahu. Seperti memberi pengumuman.

-       Sudahlah permainan, melalaikan pula. Contoh: Lalai nonton yutub, silaturrahmi ghibah dan lupa shalat.

-       Buka permainan atau, tapi permainan dan.

-       Seperti main masak-masakan pada saat kecil. Tidak serius. Dunia juga sama tapi melalaikan.

-       Contoh: jam tangan fungsi atau gengsi?. Funsi menunjukkan waktu. Tapi orang masuk zona gengsi. Merk jam=orang kaya.

-       Kata orang barat =

“U can buy a watch but not a time, U can by a bed but not a sleep, U can buy a medicine but not a healt, U can pay assurance but not a safety.”

-       Sudah main” melalaikan pula. Berarti tidak serius. Lalu kenapa mati-matian mengejarnya?

-       Dalam riwayat dikatakan :

“Allah melaknat orang yang pintar urusan dunia tapi bodoh urusan akhirat”

-       Kok tenang? Karena lingkungannya mendukung.

 “Sudahlah Main”, Melalaikan Pula”

Contoh orang bawa motor. Menunggangi motor. Motor benda mati, kita benda hidup (kita tuan/owner)

وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٌ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ 

-       Pamer perhiasan. Seperti anak kecil pamer jam/sepeda.

-       Anak kecil pamer mainan kecil, sudah besar pamer harta besar.

-       Kendaraan yang kita tunggangi, bukan kita yang ditunggangi.

-       Naik pick up tidur, naik mobil bagus tidur.

-       Untuk agama cari yang terbaik. Rasul tidur dipelepah kurma.

-       Kalau sudah pamer harta, maka pamer anak keturunan.

Apakah Salah Mengumpulkan Harta

Jika dikumpulkan menjadi kebaikan maka jadi penyelamat, bukan untuk pamer. Termasuk juga ketika beramal shaleh.

“Permainan yang melalaikan, perhiasan yang saling dibangga-banggakan, dan saling pamer banyak-banyakan”

Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.

”Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.”

·     Barang siapa yang tujuannya dunia:

1.    Allah akan cerai beraikan urusannya

Urusannya tidak ada yang selesai, berantakan.

2.    Kemisikinan nampak dipelupuk matanya

Mudah mengeluh, tidak pernah cukup, takut bersedakah. Mental miskin.

3.    Tidak dapat dunia kecuali yang sudah jadi jatahnya

Yang lain makan, dia makan tapi jadi penyakit. Orang tidur dia tidur tapi tidak nyenyak. Orang lain punya rumah/kendaraan, dia dapat tapi tidak dapat ketenangan. Kerja banting tulang, tapi punya hutang. Mengeluh dengan karir.

·     Barang siapa yang tujuannya akhirat:

1.    Allah akan kumpulkan urusannya

Contoh= diborong orang dagangan, bertemu klien di satu tempat.

Orang tua zaman dulu, jam 7 ke kebun, jam 10 balik ke rumah, bawa ubi, pisang. Dhuhur sudah ke masjid, balik baca qur’an. Habis itu ngajak orang makan bubur. Habis asar bersepada, ngasih makan ayam. Hidupnya tentram. Tanahnya luas, bisa berhaji. Kerja dikit dapat banyak. Bukan kerja banyak juga banyak utang.

Sehingga punya waktu luang. Mengajari anak dan keluarga.

2.    Allah jadikan kaya di hatinya

Ketika lihat orang sukses tidak minder, ikut bersyukur. Tidak iri terhadap kekayaan orang lain. Minum direstoran biasa saja, dipinggir jalan biasa saja. Jangan ditengah jalan.

Naik motor biasa, naik alphard biasa.

Mana yang butuh mana yang ingin?. Tidak minta-minta ke orang.

3.    Dunia mendatanginya dalam keadaan hina.

Hartanya banyak tapi biasa saja, tidak ada rasa sombong.

“Jadikan Dunia Sebagai Kendaran Bukan Sebagai Tujuan”

 

Lamongan, 21 November 2022

Dibuat oleh: Amirul Huda Syaifullah