Cari Blog Ini

Kamis, 18 Februari 2021

Sedekah di Bulan Ramadhan

 

Sedekah di Bulan Ramadhan

 

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Segala puji hanya milik Allah. Bersyukur kita kepada Allah, yang masih memberikan kepada kita berupa kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan, keberkahan, rahmat serta ampunan. Dan dibulan Ramdhan juga kita jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).

Shalawat beriringkan salam semoga tetap selalu tercurahkan kepada nabi kita yang mulia, yaitu baginda Nabi Muhammad beserta para keluarga beliau dan para sahabatnya yang telah berjuang bersama-sama demi menegakkan agama Islam. Sehingga sampai saat ini kita masih bisa merasakan nikmatnya hidup dalam pelukan keimanan, dan dalam naungan keislaman.

Jama’ah sidang shalat jum’at yang dirahmati Allah

Bulan ramadhan adalah bulan yang telah Allah siapkan untuk para hambaNya yang beriman agar senantiasa memperbanyak amal ibadah. Diantara ibadah-ibadah tersebut adalah dengan memperbanyak sedekah. Di dalam hadits, disebutkan bahwa Rasulullah merupakan orang yang paling gemar bersedekah. Sebagaimana hadits dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu:

عَنِ ابنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan Rasulullah semakin dermawan tatkala berada di bulan Ramadhan.

Imam An-Nawawi Al-Bantani juga menasehatkan bahwasannya :

 “Seseorang dianjurkan untuk memperbanyak sedekah pada bulan Ramadhan, terlebih lagi pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan,” (Lihat Syekh An-Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain: 183).

Menjelaskan keutamaan dan semangat bersedekah dibulan Ramadhan dengan memberikan contoh kepada umatnya, seakan-akan Rasulullah memberikan pesan tersirat bahwa sedekah di bulan Ramadhan lebih utama dari pada sedekah di bulan-bulan selainnya.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Adapun keutamaan sedekah di bulan Ramadhan, diantaranya adalah:

1.    Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan

Sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallu ‘anhu,

عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ

“Dari Anas dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan.’” (HR. At-Tirmidzi)

Dari hadits di atas para ulama menasehatkan untuk memperbanyak sedekah dan berbuat baik pada bulan Ramadhan sangat dianjurkan dalam Islam. Mengingat di bulan Ramadhan ganjaran atas kebaikan yang dikerjakan akan Allah lipatgandakan.


2.    Mendapatkan Pahala Sebagaimana Pahala Orang Yang Berpuasa

Telah kita ketahui bersama, besarnya pahala orang yang berpuasa Ramadhan. Bayangkan saja jika seseorang bisa menambah pahala puasanya dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang akan diraih lebih berlipat lagi. Dan ini bisa terjadi dengan bersedekah, dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang yang berpuasa.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, no. 807; Ibnu Majah, no. 1746; dan Ahmad, 5:192)


3.    Pada Bulan Ramadhan Dimudahkan Untuk Melakukan Sedekah

Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan. Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun, di bulan Ramadhan ini Allah memudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ

 “Ketika masuk bulan Ramadlan maka setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya.

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah SWT

Sedekah yang kita berikan kepada orang-orang yang membutuhkan tentunnya tidak harus bernilai banyak, hendaknya kita sesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing, sebagaimana dalam hadits :

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَعْقِلٍ قَالَ سَمِعْتُ عَدِيَّ بْنَ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq berkata, aku mendengar 'Abdullah bin Ma'qil berkata, aku mendengar 'Adiy bin Hatim radliallahu 'anhu berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jagalah kalian dari neraka sekalipun dengan (bershadaqah) sebutir kurma".

Dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al-Khats’ami, bahwa Nabi juga pernah ditanya sedekah mana yang paling afdal. Jawab beliau,

جَهْدُ المُقِلِّ

“Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An-Nasa’i, no. 2526. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari hadits ini kita bisa memahami bahwasannya tidak ada batasan dalam bersedekah sehinga orang-orang yang miskin bisa bersedekah sesuai dengan kemampuannya

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Selain keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan tadi, salah satu hikmah keutamaan disyari’atkan banyak berderma atau bersedakah ketika puasa seperti saat memberi makan buka puasa adalah supaya orang kaya dapat merasakan orang yang biasa menderita lapar sehingga mereka pun dapat membantu orang yang sedang kelaparan.

Oleh karenanya sebagian ulama teladan di masa silam ditanya, “Kenapa kita diperintahkan untuk berpuasa?” Jawab mereka, “Supaya yang kaya dapat merasakan penderitaan orang yang lapar. Itu supaya ia tidak melupakan deritanya orang yang lapar.”

Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Aku sangat senang ketika melihat ada yang bertambah semangat mengulurkan tangan membantu orang lain di bulan Ramadhan karena meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga karena manusia saat puasa sangat-sangat membutuhkan bantuan di mana mereka telah tersibukkan dengan puasa dan shalat sehingga sulit untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mereka”

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah SWT

Adapun faedah lain dari bersedakah yaitu agar kita berlatih menolong orang lain, membantu kepentingan orang lain, terlebih dalam hal membantu kebutuhan orang lain yang padahal kita sendiri butuh dengan hal tsb. Atau yang sering kita kenal dengan Itsar.

Yaitu adalah mendahulukan orang lain dalam urusan dunia walau kita pun sebenarnya butuh. Mendahulukan yang lain dari diri sendiri dalam urusan duniawiyah dengan berharap pahala akhirat. Itsar ini dilakukan atas dasar yakin, kuatnya mahabbah (cinta) dan sabar dalam kesulitan.

Contohnya dapat dilihat pada orang Muhajirin dan Anshar dalam ayat 9

وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُولَٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

 “dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9).

Yang dimaksudkan ayat ini adalah ia mendahulukan mereka yang butuh dari kebutuhannya sendiri padahal dirinya juga sebenarnya butuh.

Dalam masalah dunia, kita bisa mendahulukan orang lain, itu memang yang lebih baik. Karena dalam masalah dunia, kita harus memperhatikan orang di bawah kita agar kita bise mensyukuri nikmat Allah.

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي المَال وَالْخَلْقِ, فَلْيَنْظُرْ إلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ

“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan penampilan, maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari, no. 6490 dan Muslim, no. 2963)

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang tidak bisa menggapai derajat itsar (mendahulukan orang lain dari diri sendiri, pen.), maka jangan sampai ia tidak mencapai derajat orang yang rajin membantu orang lain (muwasah).” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 300)

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Dengan mengetahui keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan, marilah sama-sama kita berlomba-lomba melaksanakan amalan tersebut, sehingga kita dapat keluar meninggalkan bulan Ramadhan dengan predikat takwa yang sempurna.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Klaten, 18 Februari 2021

Dibuat oleh: Amirul Huda Syaifullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar